Kamis, 29 September 2011

Pati Bengkuang untuk Produk Kecantikan

Bengkuang, salah satu komo ditas pertanian yang ter masuk suku polong-po – longan, ternyata tak hanya enak untuk rujak, koktail, maupun diolah sebagai makanan khas Palembang, namun juga bisa diekstrak patinya menjadi bahan masker untuk menyegarkan wajah dan memutihkan kulit. Jadi bukan hanya tepung tapioka dari bahan baku singkong atau ketela atau cassava tapi pati juga dapat dibuat dari bengkuang. Walaupun demikian ada beda sifat antara tapioka dan pati bengkuang.


Lihat saja di televisi, begitu banyak produk kecantikan perampuan yang dengan terus terang menyebutkan bahwa produknya mengandung bengkuang.


Bengkuang yang ciri-cirinya adalah umbi akar tunggal, kulit luar krem atau cokelat, warna daging putih, daun majemuk, bunganya berkelopak cokelat, dan mahkota bunga ungu biru atau putih ini, meskipun memiliki prospek cerah untuk dikembangkan, terdapat beberapa masalah terkait dengan kadar airnya yang cukup tinggi.


“Daya simpan bengkuang segar sangatlah pendek, hanya sekitar 3 – 4 hari. Kadar air bengkuang itu hingga 90 persen,” kata Mukhammad Angwar, peneliti pada Unit Penelitian Terpadu (UPT) Balai Pengembangan Proses dan Teknologi Kimia, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Daerah Istimewa Yogyakarta.

Cara Membuat Tepung Mocaf

Dalam menganekaragamkan produk dengan bahan baku ketela sehingga bukan hanya untuk pembuatan tepung tapioka tapi juga produk lain. MOCAF merupakan kependekan dari kata dalam bahasa Inggris “Modified Cassava Flour “ yang dalam bahasa Indonesianya disebut juga “Modifikasi Tepung Ketela Pohon” atau MOTEKAP.
Motekap kini menjadi merek dagang yang dipergunakan oleh group PT KIPTI, Adapun proses pembuatan tepung Motekap adalah sebagai berikut:
  1. Cuci bersih singkong atau ketela atau cassava agar tanah atau kotoran tidak menempel
  2. Singkong dikupas dan lapisan kulit singkong yang berwarna cokelat di buang, umbinya sebaiknya direndam dalam air untuk mencegah perubahan warna.
  3. Setelah dikupasdan bersih, singkong di iris tipis-tipis sebesar 2 – 3 cm
  4. Rendam singkong dalam larutan Enzim dengan dosis 5 ml/liter air. seluruh bagian singkong harus terendam, rendam selama 7 s/d 8 jam, Enzim bisa diperoleh dari PT KIPTI, yang membuat sendiri enzim nya.
  5. Lalu Singkong di tiriskan
  6. Jemur di terik matahari sampai kering, kadar air 12 – 14 %, biasanya memakan waktu 2 – 3 hari, alas penjemuran bisa menggunakan anyaman bambu.
  7. Jika menggunakan mesing pengering dari PT KIPTI yg di ciptakan oleh Ir. Harsisto dalam satu hari dapat mengeringkan 1 ton singkong dan tersedia pula mesin untuk kapasitas 30 ton per hari.
  8. Setelah kering irisan singkong digiling dengan mesin penepung, bisa menggunakan penepung beras.
  9. Lalu gunakan ayakan penyaring dengan saringan 60 mesh agar butiran tepung lebih halus.
  10. Selesai, tepung siap digunakan untuk berbagai macam kebutuhan.

Awet Muda Berkat Diet Gluten

KOMPAS.com – Menurut dr Samuel Oetoro, MS, SpGK, dokter spesialis gizi klinik yang berpraktek di Semanggi Specialist Clinic, gluten adalah sejenis protein yang terdapat pada gandum dan tepung . Sifatnya kenyal dan elastis. Gluten mengandung komponen protein yang disebut peptida. Bahan makanan yang banyak mengandung gluten adalah gandum, gandum hitam, dan jelai. Bandingkan dengan tepung tapioka , tepung ketela atau singkong.
Kebanyakan orang menghindari gluten karena alasan kesehatan, terutama para penderita celiac disease (alergi terhadap protein gluten yang menyebabkan gangguan kekebalan). Berani-berani nakal dan melanggar pantangan, sistem pertahanan tubuhnya akan bereaksi seolah-olah gluten adalah musuh yang harus dihancurkan. Akibatnyaintestinal vili, organ dalam perut yang membantu penyerapan nutrisi, jadi terganggu. Kalau terus dibiarkan dapat menyebabkan malnutrisi.

Minggu, 18 September 2011

Tepung Tapioka


Serealia dan umbi-umbian banyak tumbuh di Indonesia. Produksi serealia terutama beras sebagai bahan pangan pokok dan umbi-umbian cukup tinggi. Begitu pula dengan bertambahnya penduduk, kebutuhan akan serealia dan umbi-umbian sebagai sumber energi pun terus meningkat. Tanaman dengan kadar karbohidrat tinggi seperti halnya serealia dan umbi-umbian pada umumnya tahan terhadap suhu tinggi. Serealia dan umbi-umbian sering dihidangkan dalam bentuk segar, rebusan atau kukusan, hal ini tergantung dari selera.